Jakarta, Pelitabaru.com
Konflik Rusia-Ukraina menyedot perhatian dunia. Campur tangan negara adidaya, Amerika Serikat (AS) dan NATO membuat ‘pertikaian se-darah’ ini dikhawatirkan meluas dan menjadi akar terjadinya Perang Dunia III.
Lalu bagaimana sikap Indonesia?. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan bahwa Rusia dan Ukraina adalah sahabat dekat Indonesia. Retno pun menuturkan Indonesia harus melihat perkembangan situasi antara Rusia dan Ukraina secara jernih.
Menurutnya, Indonesia ingin membangun persahabatan yang lebih kuat dengan kedua negara dan tetap memegang prinsip kebijakan luar negeri yang bebas aktif.
“Kita tidak mulai dengan kalimat dukung siapa, tapi disitulah politik bebas aktif kita menjadi sangat relevan,” jelasnya.
Berdasarkan keterangan Retno, bebas berati Indonesia memiliki kebebasan untuk menentukan sikap yang sesuai dengan mandat konstitusi. Indonesia lanjut Retno,harus mempunyai peran aktif dalam mewujudkan perdamaian dunia.
Retno juga mengatakan, di situasi seperti ini Indonesia harus menjadikan mandat konstitusi, prinsip-prinsip kepentingan nasional sebagai kiblat. Dia menuturkan bahwa saat ini Indonesia harus konsisten dengan prinsip mengenai penghormatan kedaulatan dan integritas teritorial yang harus terus dihormati.
“Dalam situasi seperti ini posisi kita seperti apa? konsisten terus bahwa prinsip mengenai penghormatan kedaulatan, teritorial integritas harus terus kita hormati,” bebernya.
Dalam keterangannya Retno pun kembali menegaskan bahwa menyikapi perang Rusia-Ukraina, negara Indonesia tidak memulai dengan pertanyaan membela siapa.
“Sekali lagi kita mulai tidak dengan pertanyaan bela siapa, tapi bela prinsip kita sesuai mandat konstitusi,” tegas Retno Marsudi.
Sementara itu, Rusia merilis daftar negara yang dianggap tidak bersahabat atau tidak ramah terhadap perusahaan dan warganya. Daftar tersebut merupakan bagian dari rangkaian undang-undang yang mengikuti keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (8/3/2022).
Daftar ini diklaim sebagai langkah sementara untuk memastikan stabilitas keuangan Rusia. Anehnya, dalam 25 daftar negara yang dianggap tidak bersahabat dengan Rusia tersebut, tidak ada nama Israel. Padahal Israel kerap mengutuk invasi Rusia terhadap Ukraina.
Melansir dari Jerussalem Post, berikut daftar negara yang tidak bersahabat dengan Rusia. Di posisi pertama jelas, ada Amerika Serikat, Albania, Andorra, Inggris Raya, Anguilla, Kepulauan Virgin Britania Raya, Gibraltar, Negara anggota Uni Eropa, Islandia, Kanada, Liechtenstein, Mikronesia, Monaco, Selandia Baru, Norwegia, Republik Korea, San Marino, Makedonia Utara, Singapura, Australia, Taiwan, Ukraina, Montenegro dan Swiss serta Jepang. (roh/fuz)
Tags: Konflik Rusia-Ukraina, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi