Warga Jawa Barat Keranjingan Judol

Ivan Yustiavandana. (Foto: Istimewa)

Jakarta, Pelitabaru.com

Judi online (Judol) terus menyita perhatian publik. Terbaru, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) melaporkan, warga Jawa Barat paling keranjingan bermain adu tangkas di dunia maya.

Hal ini dikuatkan dengan data transaksi Judo yang mencapai Rp3,3 triliun. Angka ini menjadi yang paling tinggi di Indonesia.

“Angka ini meningkat 23% dibandingkan 2023 sebanyak Rp327 triliun. Adapun perputaran uang judi online tahun ini atau hingga semester I mencapai Rp174 triliun. Sementara semester 2 berada di angka Rp283 triliun,” kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana  dalam rapat bersama Komisi III DPR, Rabu (6/11/2024).

Lebih lanjut Ivan juga menuturkan, supply dan demand judi online di Indonesia terus mengalami peningkatan dengan rata-rata kenaikan sebesar 143,51% terutama semenjak pandemi.

Diketahui, pada 2017, perputaran dana judi online Rp2,01 triliun; 2018 Rp3,98 triliun; 2019 Rp6,85 triliun; 2020 Rp15,77 triliun; 2021 Rp57,91 triliun; 2022 Rp104,42 triliun; 2023 Rp327,05 triliun.

Sementara sumber dana deposit judi online berasal dari bank mencapai Rp33,09 triliun, e-wallet Rp 8,37 triliun, dan perolehan bansos Rp1,20 triliun. Sedangkan peruntukan dana judi online terbanyak untuk kripto mencapai Rp7,16 triliun, money changer Rp 4,91 triliun, pasar modal Rp3,17 triliun, masyarakat menang judi Rp0,07 triliun, dan koperasi simpan pinjam Rp0,02 triliun. Aliran dana tersebut terintegrasi dengan properti dan aset dalam dan luar negeri sebanyak Rp10,04 triliun.

Selain soal wilayah, PPATK juga melaporkan, pelaku judi online telah merambah ke berbagai kalangan usia. Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat menjadi kecamatan tertinggi dengan jumlah pelaku judi online terbanyak pada kelompok umur di bawah 19 tahun.

“Umur pun semakin ke bawah. Ini yang sering kita laporkan. Umur pemain judi online merambah usia rendah. Usia kurang 10 tahun. Jadi  populasi demografi pemainnya berkembang,” kata Ivan lagi.

Dari data itu juga, dipaparkan, 10 kecamatan dengan jumlah pelaku judi online terbanyak di usia kurang dari 19 tahun yakni Cengkareng, Jakarta Barat 1.019 orang; Cakung, Jakarta Timur 804 orang; Kalideres, Jakarta Barat 674 orang; Tanjung Priok, Jakarta Utara 636 orang; Duren Sawit, Jakarta Timur 629 orang; Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 600 orang; Kebon Jeruk, Jakarta Barat 598 orang; Jatinegara, Jakarta Timur 579 orang; Tambun Selatan, Bekasi 567 orang; dan Cilincing, Jakarta Utara 559 orang.

Baca Juga :  Waduh, Gawat Nih,, Oknum ASN Dan Pejabat Sudah Main Judi Online

Sedangkan 10 kota/kabupaten dengan jumlah pelaku judi online terbanyak pada kelompok usia kurang dari 19 tahun yakni Jakarta Timur 4.563 orang; Kabupaten Bogor 4.432 orang; Jakarta Barat 4.377 orang; Jakarta Selatan 3.971 orang; Bandung 3.478 orang; Kota Bekasi 3.273 orang; Kabupaten Bekasi 2.939 orang; Kab. Tangerang 2.838 orang; Kota Tangerang 2.758 orang; dan Depok 2.670 orang.

Dalam paparannya, Ivan menyebut perkembangan distribusi persentase demografi pemain judi online berdasarkan usia sejak 2017 hingga 2023 yakni usia 30-50 tahun sebanyak 40,18%, usia lebih dari 50 tahun 33,98%, usia 21-30 tahun 12,82%, usia 10-20 tahun 10,97%, dan usia kurang dari 10 tahun 2,02%.

Di sisi lain, Ivan menyebut perputaran uang judi online mencapai Rp404 triliun hingga akhir tahun 2024. Angka ini meningkat 23% dibandingkan 2023 sebanyak Rp327 triliun. Adapun perputaran uang judi online tahun ini atau hingga semester I mencapai Rp174 triliun. Sementara semester II berada di angka Rp283 triliun.

Tak hanya itu, Ivan menyebut, masyarakat menggunakan uang dari penghasilannya sebanyak 70% digunakan untuk transaksi judi online.

“Kalau dulu orang terima [gaji] Rp1 juta hanya Rp100 ribu – Rp200 ribu [untuk judi online]. Sekarang malah Rp900 ribu [gaji] untuk judi online. Ini semakin addict [kecanduan] masyarakat untuk melakukan judi online ini,” ucap Ivan. (Ito/*)

Tags: , ,