Usai BAB, Nenek di Kotim Diterkam Buaya

foto : ilustrasi buaya

Kotawaringin Timur, Pelita Baru

Bahriah, nenk berusia 74 tahun harus kehilangan tangan kirinya akibat diterkam buaya saat hendak membilas usai buang air besar (BAB) di tepi sungai Mentawa, Sampit, Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng).

Peristiwa nahas itu terjadi pada Jumat (1/1/2021) sekitar pukul 23.30 WIB. Usai BAB, korban hendak membilas, lalu mengulurkan tangan kirinya ke dalam air. Tiba-tiba tangan kiri Bahriah disambar dan digigit oleh seekor buaya.

“Malam itu air sedang pasang, pada saat korban mengulurkan tangan kirinya ke dalam air, langsung disambar dan digigit oleh seekor buaya,” jelas Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Hendra Rochmawan dalam keterangan tertulis, Selasa (5/1/2021).

Cucu Bahriah, Zulkifli menceritakan peristiwa menyeramkan itu terjadi. Zulkifli mengatakan neneknya sempat terlibat tarik-menarik dengan sang predator. Untungnya tubuh korban terhalang kayu sehingga Bahriah tidak sampai jatuh ke sungai. Namun saking kuatnya tarikan buaya, tangan kiri korban akhirnya putus.

“Kaki nenek saya juga patah tulang. Sampai saat ini, korban masih dirawat di RSUD dr Murjani Sampit,” ujar Zulkifli dilansir Antara.

Sementara itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah (BKSDA Kalteng) tenngahberupaya menangkap buaya dengan cara memasang jerat diberi umpan daging ayam dan bebek. BKSDA juga memasang papan imbauan di sejumlah lokasi untuk mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai serangan buaya.

Pihaknya juga mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan karena saat ini memasuki musim kawin buaya. Saat musim kawin, buaya biasanya lebih agresif sehingga sangat membahayakan karena bisa menyerang manusia.

“Akhir tahun yaitu Oktober, November dan Desember, serta pada awal tahun yaitu Januari, Februari dan Maret biasanya merupakan masa kawin dan bertelur buaya. Itu yang menyebabkan buaya semakin agresif,” jelas Muriansyah.

Baca Juga :  KTP Kita Bakal Pakai KTP Digital

Ia juga meminta masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur tidak membuang sampah terutama bangkai hewan ke sungai. Sebab tindakan itu diduga menjadi salah satu pemicu semakin banyaknya buaya menyasar perairan permukiman warga, bahkan berujung serangan kepada manusia.

“Khususnya bangkai binatang seperti ayam, tikus, dan lainnya karena itu menjadi makanan buaya sehingga mengundang buaya menyasar ke permukiman warga,” kata Komandan Jaga BKSDA Kalteng Pos Sampit, Muriansyah.

Semakin sulitnya mendapatkan makanan di sekitar hutan membuat habitat binatang buas itu masuk ke permukiman. Selain memakan sampah bangkai binatang yang dibuang ke sungai, buaya juga mengincar ternak yangada di kandang milik warga.

Kembali ke Hendra, dia menyampaikan kepolisian akan berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk meminimalisir terjadinya konflik antara buaya dan penduduk lagi. “Kami terus berkoordinasi dengan BKSDA soal konflik manusia dengan satwa liar ini, agar ke depan dapat meminimalisir konflik ini,” tutur Hendra. (acs)

Tags: , ,