Pertanda Jokowi-Gibran Masuk Golkar?

Gibran Rakabuming Raka. (Foto: Istimewa)

Jakarta, Pelitabaru.com

Nama Presiden Joko Widodo dan anaknya, yang tak lain adalah Wakil Presiden Terpilih Periode 2024-2029, Gibran Rakabuming Raka kian santer disebut bakal menjadi kader Partai Golongan Karya (Golkar).

Menariknya, tak hanya sekedar menjadi anggota, satu diantara keduanya diyakini bakal dipercaya mengemban posisi lowong sebagai Ketua Umum, yang secara mengejutkan berbagai pihak dan kalangan, ditinggalkan Airlangga Hartarto.

Indikasi ini menguat jika melihat fakta politik saat ini, dimana baik Jokowi maupun Gibran, baik sebelum atau sesudah Pilpres, menjadi ‘oposisi’ dalam tubuh partainya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

“Bisa jadi (yang menggantikan-red) kalau enggak Jokowi, ya Gibran, arah-arahnya ke sana,” kata pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin saat dikonfirmasi, Senin (12/8/2024) petang.

Ujang juga berpendapat, mundurnya Airlangga secara tiba-tiba ini akibat adanya tekanan dan upaya menguasai Partai Golkar.

“Kelihatannya ini invisible hands ya. Jadi saya melihatnya bahwa tidak mungkin Airlangga mundur kalau tidak ada tekanan,” paparnya.

Sebab, kata Ujang, Golkar punya sejumlah aturan bagi calon ketua umumnya. Di antaranya, sudah lima tahun menjadi pengurus dan lima tahun juga aktif di partai. Selain itu, menurut dia, ada istilah prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela (PDLT) dalam tradisi Golkar.

“Ini kan sebenarnya sangat jelas, sangat kasat mata ya permainan yang menurut saya, melakukan segala cara, menghalalkan segala cara untuk merebut Golkar dengan kekuasaan,” kata Ujang lagi.

Sementara itu, Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana membantah jika mundurnya Airlangga ada kaitannya dengan Jokowi. Menurut Istana Kepresidenan, pengunduran diri Airlangga sebagai Ketua Umum Partai Golkar adalah pilihan dan hak pribadi.

“Jadi tidak ada kaitannya sama sekali dengan Presiden,” kata Ari dikutip dari Tempo, Senin (12/8/2024).

Sampai saat ini, kata dia, Airlangga tetap melanjutkan tugasnya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Airlangga sejak Ahad mendampingi Presiden Jokowi untuk kunjungan kerja ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Sedangkan, Wakil presiden terpilih RI, Gibran Rakabuming Raka enggan berkomentar soal mundurnya Airlangga. Gibran ditanya wartawan soal polemik Partai Golkar saat menghadiri acara perusahaan Konimex di Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (12/8/2024).

“Jangan, jangan ya. Ini (di acara) Konimex lho,” kata Gibran.

Terlepas dari sikap Gibran, Ketua Umum Relawan POS Gibran, Benny Hutapea menyebut Gibran sebagai sosok yang layak memimpin Golkar setelah Airlangga.

“Saya menilai jika kekuatan Partai Golkar di parlemen disatukan dengan kekuatan Wapres Terpilih, tentu akan semakin kuat. Partai Golkar akan menjadi kekuatan politik signifikan dan menentukan di Koalisi Indonesia Maju,” kata Benny dalam keterangan yang disampaikan pada Senin (12/8/2024).

Baca Juga :  Jokowi Omelin Gubernur, Walikota, dan Bupati

“Partai Golkar dan Mas Gibran saling membutuhkan. Ada penyatuan politik dalam penguatan kebijakan pembangunan pemerintah dan penajaman posisi di pemerintahan,” imbuhnya

Diketahui, usai Airlangga mengumumkan mundur pada Minggu (11/8/2024), beredar sejumlah poster digital yang mendukung Gibran menjadi ketua umum Partai Golkar yang baru. Seperti yang diunggah akun X bernama @Ghurem2 dan @Reiza_Patters.

Adapun poster tersebut memiliki desain yang sama, memperlihatkan foto Gibran mengenakan pakaian adat lurik sembari mengepalkan tangan. Kemudian, ada pula logo Partai Golkar yaitu pohon beringin yang berada di dalam padi dan kapas serta tulisan “Golongan Karya”.

“Deklarasi Gibran Rakabuming Raka For Ketum Golkar Tahun 2024-2029,” demikian tertulis dalam poster tersebut.

Diduga, poster tersebut dibuat oleh Koalisi Muda Pembaharuan Golkar (KMPG) yang turut tertulis dalam poster itu.

Selain Jokowi dan Gibran, nama lain yang masuk ke bursa calon ketua umum Partai Golkar antara lain adalah Bahlil Lahadalia, Agus Gumiwang, dan Bambang Soesatyo.

Terpisah, Waketum Golkar Ahmad Doli Kurnia menjelaskan alasan pengunduran diri Airlangga Hartarto dari posisi Ketum Partai Golkar. Doli mengatakan Airlangga memilih mundur karena alasan yang personal.

Menurut Doli, Airlangga sempat merapatkan keputusannya itu bersama keluarganya.

“Jadi alasan yang sangat pribadi dan sebelum kami diundang itu sudah ada rapat keluarga Pak Airlangga dengan istri tercinta, kemudian anak-anak, adik dan segala macam,” kata Doli.

“Jadi saya mohon kepada kawan-kawan, kita hormati keputusan Pak Airlangga yang sangat personal dan sangat pribadi dan kita tidak usah lagi mengaitkan apa latar belakang dan seterusnya atau mengaitkan dengan siapa saja,” ujarnya.

Doli meyakini, karena alasan Airlangga yang bersifat personal tersebut maka tidak akan diikuti oleh pengunduran diri sejumlah tokoh Golkar lainnya. Dia yakin roda organisasi di Partai Golkar tetap akan berjalan meski Airlangga memutuskan untuk mengundurkan diri.

“Tadi kan ada yang menanyakan apakah nanti kalau misalnya Pak Airlangga mundur yang lain mundur segala macam. Tidak, saya yakin teman-teman partai Golkar sebagai partai yang tertua juga cukup matang,” ucapnya.

“Insya Allah dengan pengunduran diri Pak Airlangga ini, tidak akan ada apa-apa mengganggu perjalanan roda organisasi Partai Golkar,” katanya.(fuz/*)

Tags: , ,