Jakarta, Pelitabaru.com
Wacana pembentukan matra keempat di tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam keamanan siber kembali mengemuka. Satuan khusus ini diharapkan tidak berakhir menjadi momok lelucon bagi hacker belaka alias jadi macan ompong.
Hal itu dikatakan Wakil Ketua Komisi I Dave Akbarshah Fikarno yang mengingatkan, Matra Siber nantinya jangan bernasib sama seperti BSSN yang dinilainya selama beberapa tahun belakangan ini.
Meski mempunyai banyak jumlah personel lengkap dengan seragam tanda-tanda jasa bintang, akan tetapi masih ditemukan adanya kebocoran data.
“Setiap minggu itu ada satu institusi bahkan yang hebat seperti BAIS dan BIN pun juga kebobolan datanya, belum lagi di kepolisian. Saya sempat diperlihatkan data-data sampai data-data Polres pun juga data-data kasus yang sedang berjalan juga dapat mudah di-hack oleh hacker, jadi kelemahannya itu sangat jelas,” kata Dave dikutip Rabu (27/11/2024).
Lebih lanjut, legislator Fraksi Partai Golkar ini juga mewanti-wanti jika nantinya betul TNI membentuk matra keempat di tubuh TNI atau Matra Siber tersebut wajib disertai dengan otoritas yang jelas dan anggaran yang memadai.
Karena itu, meski mengaku mendukung pembentukan matra siber, namun Dave tetap mengingatkan sudah sejauh mana keselarasan antara political will dengan budgetary will TNI sebelum lebih jauh melangkah.
Sementara itu, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengaku, usulan matra siber TNI menjadi atensi Kementerian Pertahanan. Namun begitu, diakuinya pembentukan matra keempat TNI ini, tetap harus dilihat secara proporsional.
“Di Kementerian Pertahanan sudah membentuk Pusat Pertahanan Siber dan juga Mabes TNI sudah menunjukkan satuan siber dan kita akan penuhi kebutuhannya. Jadi pembentukan Matra Siber TNI ini, harus melihatnya secara proporsional bahwa siber itu diperlukan,” ujar Sjafrie.
Karena itu, Sjafrie tidak memberikan jawaban tegas soal kemungkinan pembentukan matra siber TNI dilakukan pada era pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Saat ini, kata dia, pemerintahan Prabowo-Gibran belum sampai ke rencana pembentukan matra siber TNI tersebut.
“Kita belum sampai ke sana,” tandas dia.
Diketahui, wacana pembentukan matra siber TNI pertama kali disampaikan Ketua MPR periode 2019-2024 Bambang Soesatyo dalam pidato kenegaraan di sidang tahunan MPR pada Jumat (16/8/2024).
Menurut Bambang, sudah saatnya TNI membentuk angkatan siber.
“Sudah saatnya Indonesia segera mempersiapkan pembentukan matra keempat tentara nasional Indonesia dengan menghadirkan angkatan siber,” ujar Bamsoet kala itu.
Pembentukan Angkatan Siber sebagai matra keempat TNI ini sendiri, menjadi langkah penting dalam memperkuat pertahanan negara di era digital. Di sisi lain, beberapa negara lebih dulu mengembangkan angkatan siber mereka untuk menghadapi ancaman global, sehingga pengalaman mereka bisa menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia.
Pakar keamanan siber Pratama Persadha menyoroti pentingnya pembentukan Angkatan Siber sebagai respons terhadap meningkatnya serangan siber.
“Dengan pembentukan matra keempat ini, akan ada instansi yang benar-benar memiliki kewaspadaan penuh terhadap serangan siber dari pihak lain,” kata Pratama dalam keterangannya.
Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC itu mengatakan, salah satu negara yang telah berhasil membentuk angkatan siber efektif adalah Amerika Serikat melalui United States Cyber Command (USCYBERCOM).
Angkatan siber ini difokuskan pada melindungi infrastruktur kritis dan melakukan serangan siber ofensif saat diperlukan. Melalui kolaborasi erat dengan berbagai badan keamanan, termasuk National Security Agency (NSA), AS dianggap mampu membangun ekosistem pertahanan siber yang tangguh.
Selain AS, Israel juga menjadi salah satu negara dengan pertahanan siber terdepan. Melalui Unit 8200, Israel tidak hanya fokus pada pertahanan, tetapi juga pengembangan teknologi baru untuk mendeteksi dan mencegah serangan siber.
Pratama menambahkan, Indonesia perlu memperhatikan bagaimana negara-negara lain melakukan kolaborasi antarinstansi untuk memastikan respons yang cepat dan efisien terhadap ancaman siber.
“Keberadaan Angkatan Siber TNI nantinya akan saling menguatkan dengan unit siber dari instansi lain, berbagi informasi, dan saling bersinergi,” ujar Pratama.
Dia mengatakan, perekrutan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi kunci sukses dalam membentuk angkatan siber yang efektif. Israel dikenal sebagai negara yang merekrut peretas berbakat untuk memperkuat Unit 8200.
Pratama menilai pendekatan ini dapat diterapkan di Indonesia.
“Melakukan perekrutan peretas dapat menjadi langkah yang diambil pemerintah untuk memenuhi kebutuhan khusus di bidang pertahanan dan penyerangan siber,” ucap Pratama.
Dilansir dari Wikipedia, Satuan Siber Tentara Nasional Indonesia disebut (Satsiber TNI) bertugas menyelenggarakan kegiatan dan operasi siber di lingkungan TNI dalam rangka mendukung tugas pokok TNI.
Satsiber TNI dipimpin oleh Komandan Satsiber TNI disebut Dansatsiber TNI, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Panglima TNI, dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dikoordinasikan oleh Kasum TNI. (fuz/*)