Jakarta, Pelitabaru.com
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman siap melaksankan menjalankan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Presiden Bapak Joko Widodo memerintahkan TNI AD membantu warga dalam peningkatan ketahanan pangan di Indonesia,” kata Jenderal Dudung.
Karena itu, Jenderal Dudung berharap, pemerintah daerah bisa bersinergi dengan TNI AD. Pihak daerah yang ia maksud itu termasuk dari Polri, salah satunya para Kapolres. Menurutnya baik TNI maupun Polri sama saja perlu bersinergi untuk membantu menyejahterakan masyarakat di wilayah masing-masing.
Dudung menjelaskan bahwa ketahanan pangan dinilai perlu pasca dilanda pandemi Covid-19.
“Pascawabah Covid-19 di mana banyak negara-negara yang krisis pangan,” terangnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, ada 60 negara yang di ambang keruntuhan ekonomi. Bahkan, 42 diantaranya hampir terkonfirmasi. Dia menambahkan, saat ini banyak negara yang ekonominya ambruk, bahkan tak memiliki cadangan devisa. Lebih buruk lagi, tak bisa membeli bahan bakar dan pangan.
Dalam berbagai kesempatan, Jokowi selalu menyinggung ancaman krisis pangan. Bahkan saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta beberapa waktu lalu, Jokowi sempat menyinggung besaran anggaran pemerintah untuk ketahanan pangan.
“Tahun 2018 itu Rp 86 triliun, tahun 2022 ini Rp 92,3 triliun. Gede banget lho ini. Hasilnya apa setiap tahun? Konkret apa? Harus jelas. Kalau nggak Rp 92,3 triliun kita pakai aja belikan beras untuk stok aja, ya kan?,” ujarnya.
Jokowi menginstruksikan anak buahnya agar maksimal memanfaatkan anggaran ketahanan pangan yang gemuk tersebut. Krisis pangan 2022 yang melanda banyak negara dunia sudah ada di depan mata. Bahkan, beberapa negara ternyata sudah mulai merasakan dampaknya.
Boleh saja orang mengabaikan soal krisis pangan ini karena masih bisa makan, tetapi krisis pangan sesungguhnya sudah sangat terasa. Hal tersebut dapat dilihat dengan naiknya harga bahan pangan saat ini.
Menyikapi hal ini, Ketua Umum Gabungan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan, Indonesia harus segera memacu produksi pangan di dalam negeri. Sesuai arahan Presiden Jokowi.
“Tapi, tidak bisa harus semua. Harus ada skala prioritas, pemilihan komoditas mana yang akan ditingkatkan produksinya? Menurut saya harus yang bisa dan cocok di Indonesia. Selain beras, mungkin jagung atau sorgum masih bisa. Tapi kalau kedelai mungkin jangan dipaksakan,” kata Adhi dikutip dari CNBC Indonesia.
Apalagi, lanjut dia, jika perang Rusia-Ukraina masih akan berlanjut. Stok pangan tahun depan harus jadi fokus utama. Sebab, perang antara kedua negara tersebut telah menggeser pola pertanaman pertanian, hingga berakibat pada turunnya panen.
“Penguatan stok pangan nasional juga harus memperhitungkan kearifan lokal. Selain beras, tentukan mana komoditas yang akan dipacu produksinya. Seperti sagu, juga singkong dan umbi-umbian bisa jadi alternatif. Jadi, yang penting harus ada prioritas. Jangan suruh tanam semua. Dulu bisa swasembada beras karena disuruh tanam pagi,” kata Adhi.
Skala produksi dengan efisiensi, lanjut dia, tetap harus diperhitungkan.
“Selain itu, sudah saatnya juga pemerintah ubah policy stok pangan nasional. Tidak harus beras. Tapi, sesuaikan dengan kearifan lokal. Sehingga, ketika terjadi krisis pangan, ada cadangan dan aman,” kata Adhi.
Untuk itu, dia menambahkan, pemerintah harus mulai mengutamakan kebutuhan petani. Sehingga, menjadi daya tarik yang bisa mendorong petani mau menanam. Beralih dari rezim subsidi pangan menjadi jaminan produksi petani.
“Dari sisi negara, jamin pembelian produksi dengan harga yang terjamin untuk kesejahteraan petani. Juga, jamin ketersediaan pupuk, benih, dan sebagainya,” kata Adhi.
Terpisah, Kepala Biotech Center IPB University dan Research Associate CORE Dwi Andreas Santosa mengatakan, krisis pangan terjadi jika terjadi peningkatan harga secara bersamaan dengan anjloknya harga komoditas jenis biji-bijian (serealia) dunia. Yaitu, gandum, beras, jagung, dan biji-bijian lainnya yang tak hanya menjadi sumber pangan utama, juga untuk pakan dan energi.
Andreas membandingkan kondisi saat ini dengan tahun 2020 dan 2021, dimana organisasi pangan dunia (FAO) memprediksi bakal terjadi krisis pangan. Akibat efek domino pandemi Covid-19.
Namun, prediksi itu tak terjadi karena produksi pangan global justru mencapai rekor di tahun 2020. Dan, di tahun 2021, harga serealia atau komoditas biji-bijian justru stabil karena produksi lebih tinggi 0,7%.
Lalu, di tahun 2022, Rusia dan Ukraina, yang adalah bagian dari negara-negara pemasok utama pangan biji-bijian seperti gandum dan jagung. Tak hanya itu, juga pemasok bahan baku pupuk
“Jika perang terus berlanjut, dunia akan kehilangan produksi, sekitar 60 juta ton gandum, 38 juta ton jagung, dan 10,5 juta ton barley. Juga pasokan minyak nabati. Perang Rusia-Ukraina mengubah pola perdagangan, produksi, dan konsumsi berbagai komoditas. Akibatnya, sejumlah komoditas cetak harga rekor di tahun 2022,” kata Andreas.
Dimana, dia menambahkan gandum yang diperdagangkan tahun 2021/2022 menurun meski ada sedikit kenaikan produksi.
“Di Indonesia, produksi padi sebagai komoditas pangan terpenting justru memburuk. Sejak tahun 2015, produksi padi susut 0,35% per tahun secara rata-rata. Bahkan, Indonesia tak mampu memanfaatkan peluang dari La Nina, produksi padi tahun 2019 justru anjlok 7,7%. Tahun 2020 produksi padi hanya naik 0,09% dan turun lagi 0,42%di tahun 2021,” kata Andreas.
Karena itu, dia menambahkan, pertanaman dan panen pertanian tahun 2022/2023 harus diwaspadai.
“Kita perlu waspada benar stok komoditas tahun 2022/2023. Karena ketidakpastian global hingga 3 tahun mendatang. Yang bisa dilakukan adalah meningkatkan produksi pangan. Bukan hanya jargon, tapi peningkatan melalui usaha tani. Dengan menaikkan harga di petani,” kata Andreas lagi. (adi/fuz/gin/*)
Tags: Joko Widodo, Kasad, Mayjen Dudung Abdurachman, Presiden Jokowi, TNI AD
-
Viral Harga Tiket Wisata Bikin Bingung Pengunjung, Pihak Taman Nasional Akan Lakukan Penelusuran
-
Temu Ilmiah Komunikasi Pembangunan Bahas 17 Tema Komunikasi Pembangunan
-
Kunjungan Bupati Rudi Susmanto-Jaro Ade ke Nanggung Membawa Harapan Baru
-
Dedie A Rachim: Wartawan Miliki Peran Penting dalam Menyampaikan Capaian Pembangunan