Bogor, pelitabaru.com
Organisasi Global Olympus Deliverance (GOD) resmi mendeklarasikan dimulainya aksi kolaboratif lintas sektor dalam membentuk ekosistem pariwisata berkelanjutan berbasis edukasi dan ekonomi sirkular yang dilaksanakan di Sahira Hotel Bogor pada Sabtu (10/5).
Kegiatan ini diawali di Bogor dan akan diperluas ke empat kota lainnya, seperti Bali, Bandung, Yogyakarta, dan satu kota lainnya yang akan diumumkan.
Ketua Umum GOD, Putut Wibowo, menyampaikan bahwa gerakan ini mengajak berbagai mitra mulai dari pelaku usaha, akademisi, hingga komunitas untuk membangun ekosistem eco-edutourism dan circular economy.
“Kami sebagai ekosistem enabler mengundang partner, pengusaha, dan akademisi untuk bergabung dalam gerakan nyata membangun ekosistem yang sedang kami jalankan, yakni Eco Edutourism bersama Evermos dengan Circular Economy. Ini semua untuk membangkitkan kembali pariwisata kita yang sedang mencoba bertahan,” ujar Putut.
Lanjut Putut, dalam jangka pendek, GOD menargetkan penerapan konsep ramah lingkungan di fasilitas internal, termasuk penggantian AC dengan yang lebih efisien, penggunaan produk organik, serta penyediaan motor listrik untuk wisatawan.
Di sisi lain, jangka menengah akan difokuskan pada daur ulang limbah tekstil hotel menjadi bahan kain ramah lingkungan (renewable fabrics).
“Kami akan mulai dari hotel kami, daur ulang linen, seragam, taplak meja yang sudah tak terpakai menjadi renewable fabrics. Polyester akan kembali jadi polyester, cotton jadi cotton,” tambah Putut.
Sebagai indikator awal keberhasilan, GOD akan memberdayakan 100 UMKM sebagai prototipe dan menargetkan edukasi terhadap 50.000 wisatawan lokal dalam fase pertama.
“Kami menggunakan indikator yang bisa kami capai lebih dahulu, seperti jumlah pemberdayaan UMKM dan edukasi wisatawan. Ini tahap awal sebelum kami perluas,” kata Putut.
Dalam membangun gerakan ini, GOD menerapkan pendekatan pentahelix dengan melibatkan lima unsur: pemerintah, akademisi, industri, komunitas, dan media.
“Kami tidak bisa sendiri. Selalu ada missing gap antara pemerintah dan masyarakat, antara akademisi dan pengusaha. Peran kami adalah menjembatani semuanya,” jelas Putut.
Rudi Wahyu Perdana, Co-Founder dan CSO Aludra Impact menegaskan peran penting media dalam ekosistem ini.
“Media adalah aktor dalam pentahelix, bukan sekadar meliput. Tanpa media, gerakan baik tidak akan masif,” ujarnya.
Sementara itu, Iqbal Muslimin, Co-Founder Evermos, menyoroti pentingnya meningkatkan kesadaran UMKM terhadap praktik ramah lingkungan.
“UMKM harus mulai sadar bahwa nilai keberlanjutan bisa membuka peluang pembiayaan. Beberapa bank BUMN sudah memiliki program pembiayaan dengan kriteria ramah lingkungan,” kata Iqbal.
Deklarasi ini menandai awal dari gerakan kolektif yang bertujuan menjadikan sektor pariwisata tidak hanya pulih, tetapi juga berkelanjutan dan inklusif. (Zie)
Tags: GOD
-
Disdik Diminta Evaluasi Kepsek SDN Pabuaran 05 Cibinong
-
Amanat Kasad Tegaskan Komitmen TNI AD Wujudkan Ketahanan Nasional Di Bacakan Saat Upacara 17an Di Kodim Blitar
-
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Klaim JHT Hingga Rp15 Juta Lewat Aplikasi JMO
-
Camat Nanggung Ajak Generasi Muda Bangkit Menuju Bogor Istimewa dan Gemilang