Jakarta, Pelitabaru.com
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengemukakan bahwa armada kapal selam merupakan kunci bagi Angkatan Laut untuk melaksanakan tugas menegakkan kedaulatan sekaligus menjaga wilayah perairan Indonesia yang begitu luas dan berbatasan dengan banyak negara.
Hal tersebut disampaikan KSAL saat menjadi narasumber utama dalam Focus Group Discussion (FGD) Pemenuhan Kebutuhan Program Pengadaan Kapal Selam Scorpene Evolved, Rabu (11/9/2024).
“Kekuatan kapal selam memainkan peran kunci dalam pelaksanaan tugas Angkatan Laut dalam menegakkan kedaulatan dan menjaga keamanan di perairan Indonesia serta yurisdiksi nasional,” kata Laksamana Ali.
Ia menyebutkan perubahan lingkungan strategis di tataran global maupun regional terjadi dengan sangat cepat, semakin kompleks, dan tidak menentu. Dengan tantangan tersebut, menurut Ali, pembangunan kekuatan kapal selam TNI AL menjadi semakin penting dan mendesak.
Perwira tinggi bintang empat itu menyebutkan, hal itu juga selaras dengan visi Indonesia Emas 2045 yang dicanangkan oleh pemerintah, yaitu mewujudkan negara nusantara yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan. Negara nusantara yang dimaksud adalah Indonesia dengan geografis kepulauan yang memiliki ketangguhan politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan nasional sebagai poros maritim dunia.
KSAL Ali berpandangan, visi tersebut tentu membutuhkan kekuatan Angkatan Laut yang mampu menghadapi berbagai tantangan strategis di masa depan.
“Oleh karena itu, kita harus menyatukan tekad untuk mewujudkan TNI Angkatan Laut yang modern, berdaya gentar kawasan dan berproyeksi global,” ujarnya.
Sebelumnya usai upacara peringatan HUT TNI AL ke 79, Selasa (10/9/24), KSAL mengaku bahwa Indonesia masih kekurangan kapal selam untuk menjaga perairan yang begitu luas.
“Nantinya Angkatan Laut tetap memenuhi alutsistanya untuk menjaga perairan Indonesia, karena perairan kita ini sangat luas, jadi kita masih kurang untuk menjaga perairan seluruh Indonesia ini,” katanya.
Saat ini, Indonesia baru memiliki empat kapal selam dari jumlah idealnya 12. Untuk melengkapi kebutuhannya, Indonesia berencana membangun dua unit kapal selam Scorpene. Indonesia telah menandatangani kontrak pengadaan dua unit kapal Scorpene pada 28 Maret 2024 lalu.
Terpisah, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, mengungkapkan bahwa TNI Angkatan Laut idealnya membutuhkan sebanyak 182 kapal kombatan permukaan, delapan kapal selam, 100 pesawat terbang, dan 978 kendaraan tempur amfibi.
Diketahui, hingga tahun 2023, TNI Angkatan Laut mengoperasikan 243 kapal perang yang terdiri dari empat kapal selam, tujuh fregat, 25 korvet, sembilan kapal peledak/penyapu ranjau (mine warfare), 168 kapal patroli lepas pantai, dan 30 kapal tempur amfibi.
Perkembangan terbaru dalam rencana modernisasi TNI AL mencakup proyek fregat ‘Merah Putih’ yang tengah berjalan dan rencana refurbishment 41 kapal perang. Salah satu pencapaian penting terjadi pada 28 Maret, ketika Indonesia menandatangani kontrak dengan Naval Group untuk pengadaan dua kapal selam.
Kapal selam ini akan dibangun di galangan kapal PT PAL Indonesia yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur. Dengan biaya sebesar 2,16 miliar dollar AS, kapal selam tersebut akan dilengkapi sepenuhnya dengan baterai lithium-ion (LIB), yang menawarkan berbagai keunggulan, seperti peningkatan indiscretion rate, waktu pengisian daya lebih singkat, dan jangkauan energi yang dapat digunakan lebih luas. (Cky/*)
Tags: Angkatan Laut, Armada Kapal Selam, Kapal Selam, KSAL, Muhammad Ali